Besi beton dibuat dari hasil pengerolan besi billet. Untuk besi billet sendiri merupakan sebuah balok baja yang biasanya memiliki ukuran 100 x 100 mm, 110 x 110 mm, atau 120 x 120 mm dengan panjang balok sekitar 170 mm. Besi billet biasanya dibuat dari berbagai macam bahan seperti bijih besi dan scrap dengan penambahan elemen-elemen lain seperti nikel, kromium, mangan, vanadium, kokas, grafit, lime, dan ferro alloys.
Campuran pada besi billet akan mempengaruhi kekuatan dan kelenturan besi beton yang dihasilkan. Tapi ada hal yang perlu Bapak ketahui dulu nih bahwa yang faktor paling besar yang mempengaruhi sifat besi adalah proses pembuatannya. Sehingga, meski dengan billet yang sama, bisa jadi antara produsen satu dengan produsen lainnya menghasilkan kekuatan atau kelenturan besi beton yang berbeda.
Besi beton ukuran polos 6 SNI seringkali digunakan untuk membuat begel sebagai salah satu material penyusun dalam konstruksi tulangan struktur.
RPM sempat menerima komplain yang menanyakan kenapa besi beton yang mereka beli mudah patah saat ditekuk. Kalau sejujurnya, karena kami bukan pabrik besi beton, hal tersebut tentunya diluar kendali kami, Pak.
Tapi jangan khawatir karena RPM akan mengulas kenapa besi beton tersebut mudah patah padahal SNI sertifikat.
Buat Bapak yang sudah berkecimpung di dunia besi pasti sudah mengenal beberapa kategori kelas baja tulangan di Indonesia. Umumnya dikenal dengan istilah BjTP dan BjTS lalu diikuti dengan angka 24, 30, 35, 40 dan 50. Angka tersebut menunjukkan kekuatan sekaligus kelenturan besi beton yang Bapak gunakan lho...
Yuk RPM bahas kolerasinya ...
Kandungan Karbon dalam Besi Beton
Setiap besi beton mengandung karbon yang mempengaruhi kekerasan/kelunakan besi beton tersebut. Secara teori:
Semakin tinggi kandungan karbon dalam besi beton, maka semakin keras besi tersebut, tetapi tingkat elastisitasnya akan berkurang. Semakin rendah kandungan karbonnya, maka semakin elastis dan lunak besi tersebut.
Berikut adalah kandungan karbon dalam besi yang beredar di pasaran pada umumnya:
Low carbon steel yang memiliki kandungan karbon tidak lebih dari 0,3%
Medium carbon steel yang memiliki kandungan karbon antara 0,3% - 0,8%
High carbon steel yang memiliki kandungan karbon antara 0,8% - 2%
Nah, jika membeli besi beton SNI sertifikat biasanya tidak disertakan keterangan mengenai kandungan karbon dalam besi beton. Sehingga, akan lebih baik jika Bapak dapat meminta mill sheet dari pabrik yang memproduksinya untuk melihat kemampuan tarik dan kandungan karbon dalam besi beton tersebut.
Tapi jangan sampai lupa minta sertifikat SNI-nya ya, Pak!
Karena tetap asli tidaknya besi beton yang dapat membuktikannya adalah sertifikat SNI untuk dicocokkan dengan besi beton yang Bapak beli.
Mau tahu informasi seputar besi lainnya?
Follow aja Instagram RPM di @riaputrametalindo ;)
Komentar